Minggu, 06 Januari 2013

Jika Anak Suka Berbohong

Setiap orangtua menginginkan anaknya tidak menjadi pembohong. Tapi kenyataannya ada saja anak-anak meskipun masih kecil tapi sudah pandai berbohong. Ini sifat yang bertentangan dimana biasanya anak-anak masih bersifat polos dan cenderung bersikap jujur. Lalu bagaimana caranya agar anak-anak kita tidak menjadi anak yang pembohong?
Anak berbohong
Anak kecil seharusnya selalu berkata jujur, mungkin demikian pikir Anda. Lalu mengapa si kecil sudah pintar berbohong? Penyebabnya, boleh jadi anak ingin sesuatu yang hanya dapat diperolehnya dengan berbohong. Misalnya, anak mengaku sudah mengerjakan pekerjaan rumah karena ingin segera menonton TV. Penyebab lainnya, bisa karena ia ingin melindungi diri dari hukuman seperti tak mengaku mencubit adiknya karena takut dihukum. Perilaku orangtua yang suka berbohong pun bisa ditiru anak. Sering kan, secara tidak sadar orangtua berbohong di hadapan anak.

Lantas, apa solusinya?
  1. Segera luruskan dan jangan beri kesempatan anak berbohong lagi. Tanamkan secara konsisten bahwa berbohong adalah perilaku yang harus dihindarkan karena akan merugikan dirinya maupun orang lain. Ia bisa tak dipercaya lagi oleh temannya, temannya tak mau bermain bersama, dan lainnya. Dengan begitu, anak tahu kenapa berbohong tak boleh dilakukan.
  2. Kita boleh memberi hukuman bila anak berbohong tapi yang bersifat mendidik, seperti melarang anak menonton film kesukaan, tidak membelikan komik yang diinginkannya, tidak mewujudkan keinginannya jalan-jalan, dan lainnya.
  3. Pertimbangkan sifat anak yang amat sensitif, biasanya perlu pendekatan halus. Jangan menegurnya dengan keras karena akan membuatnya menangis, bahkan menjerit-jerit. Jika cara halus tak mempan, barulah intensitasnya ditambah sedikit demi sedikit. Sementara untuk anak yang tak bisa diarahkan dengan cara halus, terapkan gaya tegas. Misalnya, dengan memarahi dan memberi hukuman lebih berat. Apalagi bila anak sudah berbohong berkali-kali.
  4. Tak kalah penting, penanaman agama. Katakan, berbohong adalah perbuatan yang tak disukai Tuhan, dan kendati ia tak mengaku, Tuhan pasti tahu. Dengan cara ini, anak sekaligus bisa lebih didekatkan pada Yang Kuasa.
  5. Bila Anda tidak sadar berbohong dan didengar atau disaksikan anak, maka segera koreksi dan beritahu, bahwa Anda khilaf dan hal itu tidak pantas ditiru anak.
female.kompas.com

Kiat Menggunakan Parfum Untuk Melengkapi Penampilan Anda

Menggunakan parfum membutuhkan teknik tersendiri agar wangi parfum bisa optimal, tidak berlebihan, dan bisa tahan lama. Penggunaan parfum sebagai pewangi tubuh pada pagi dan malam hari punya cara dan pilihan yang berbeda pula. Pelajari cara-cara menggunakan parfum dengan baik pada artikel kecantikan ini.
Menggunakan Parfum
Sudah cukupkah parfum yang Anda semprotkan di tubuh Anda? Terlalu sedikit, atau terlalu banyak, sehingga wangi parfum andalan Anda sudah tercium dari radius 100 meter? Mungkin memang tak seekstrem itu pengaruhnya, namun menyemprotkan parfum juga perlu teknik tertentu. Tujuannya agar wanginya tak terlalu semerbak, namun cukup membuat orang di dekat Anda mampu menghirupnya. Selain itu juga agar parfum awet tercium sampai sore hari.

Pakai di pagi hari
Gunakan parfum dengan wangi yang netral. Bedakan dengan parfum yang digunakan untuk kesempatan khusus, misalnya untuk ke pesta, yang biasanya memiliki wangi yang lebih pekat. Gunakan parfum pada bagian bawah tubuh Anda. ''Parfum punya sifat menguap, atau naik ke bagian atas tubuh. Dengan demikian Anda bisa mencium wanginya hingga sore hari,'' ujar Sophia Grosjman, analis parfum dari International Flavors and Fragrance di New York yang bekerja untuk Yves Saint Laurent, Christian Lacroix, dan Estee Lauder.

Semprot pada bagian yang tersembunyi
Kalau Anda menggunakan wewangian pada malam hari, gunakan parfum yang membuat Anda merasa seksi atau menarik. Semprotkan pada bagian belakang telinga atau di bagian leher, sehingga Anda bisa mencium terus wanginya. Semprotkan juga sedikit pada rambut.

Biarkan membaur dan meresap
Saat menyemprotkan parfum, angkat tinggi-tinggi botolnya, serta beri jarak beberapa inci dari tubuh, lalu semprot satu kali saja pada suatu bagian tubuh. Kemudian, biarkan cairannya meresap ke tubuh. Jangan menyemprotkan parfum dari jarak yang terlalu dekat karena cairannya tidak akan menyebar sempurna. Akibatnya, wanginya hanya akan terpusat pada satu titik saja. Setelah itu Anda akan merasakan wanginya mulai merata perlahan-lahan. Setelah wanginya mulai menghilang, semprotkan sekali lagi.

Gunakan secukupnya
Jika memang Anda senang dengan wangi yang pekat, semprotkan sedikit parfum pada pakaian yang Anda kenakan.

female.kompas.com

Jumat, 04 Januari 2013

Agar Anak Tak Jadi Pemarah

Anak Pemarah
Setiap orangtua pasti ingin mendidik anak sebaik-baiknya, namun seringkali aturan yang mereka terapkan membuat anak-anak merasa terkekang dan menyalahartikan aturan tersebut. Tak jarang hal ini membuat anak-anak menjadi mudah marah, dan berakhir menjadi anak pemarah. Agar sikap pemarah ini tak berkelanjutan sampai dewasa, sebaiknya orangtua membantu anak agar terbebas dari rasa marah yang berlebihan. Simak tiga cara yang bisa Anda lakukan agar anak tak menjadi seorang pemarah.

1. Terbuka pada rasa marah
Sejak masih balita, anak-anak sering dibujuk untuk menyangkal perasaan marah. Ungkapan seperti "Jangan marah" memberikan pesan pada balita bahwa kemarahan adalah hal yang buruk dan salah. Padahal sebenarnya marah tidaklah selalu buruk. Mengekang rasa marah akan membuat mereka melakukan tindakan yang tidak baik dan justru memberontak ketika dewasa. Dibanding melarang anak untuk mengekspresikan kemarahannya, lebih baik jika Anda menunjukkan rasa empati ketika menghadapi kemarahan anak. Sampaikan bahwa marah sebenarnya tidak masalah, yang penting bagaimana mengontrol emosi dengan lebih efektif.

2. Ekspresikan dengan kata-kata dan tulisan
Kecerdasan emosional yang tepat, dan kontrol diri, bisa diungkapkan dengan cara menempatkan perasaan dalam kata-kata. Anda bisa membantu anak untuk mengatasi rasa marah dengan konsisten mendorong mereka untuk berbagi apa yang membuat mereka marah. Mungkin saja dengan membuat daftar paling umum yang bisa memicu amarahnya. Tuangkan melalui kata-kata dalam daftar tersebut, apa saja yang bisa membuat mereka marah. Kemudian bandingkan antara daftar Anda dan daftar anak, untuk mendapatkan pemahaman bersama tentang cara mengendalikan rasa marah.

3. Siap menerima kemarahan
Kunci terakhir untuk membantu anak agar menerima dan mengelola kemarahan dengan baik adalah dengan bersedia menerima kemarahan anak. Sebagai orangtua, pasti sulit untuk berada dalam posisi ini, terutama ketika Anda merasa benar. Meskipun demikian, ketika Anda bersedia menerima kemarahan anak, hal ini akan mengirim pesan yang kuat bahwa keluhan mereka didengarkan, dan perasaan mereka diperhatikan oleh orangtuanya. Setelah kemarahan anak reda, Anda bisa menasihati anak dengan lembut, sehingga anak mau mendengarkan saran orangtua, dan menyesali sendiri kesalahannya. Ini jauh lebih baik dibanding ketika Anda berdebat dan balik memarahi anak ketika mereka sedang emosional. Cara ini akan mengirimkan sinyal negatif kepada anak bahwa orangtua mereka tidak mengerti perasaan mereka, atau bahkan merasa tidak dicintai.

female.kompas.com

Kamis, 03 Januari 2013

Memilih Rumah Untuk Tempat Tinggal

Rumah Keluarga
Memiliki rumah untuk dihuni sendiri merupakan salah satu keputusan terpenting dalam siklus kehidupan seseorang. Keputusan ini boleh jadi juga akan menjadi pengeluaran terbesar sepanjang hidup mereka. Karena itu membeli rumah harus direncanakan secara matang sejak awal, bahkan sejak sebelum menikah. Membeli rumah adalah komitmen jangka panjang yang tidak bisa diputuskan sambil lalu, karena sangat besar dampaknya terhadap kehidupan sebuah keluarga. Jadi banyak faktor yang harus dipertimbangkan.

Setiap orang berbeda-beda faktor yang menjadi prioritas pertimbangannya, sesuai dengan usia, kecenderungan, selera, tingkat penghasilan, dan aktivitas masing-masing. Prioritas pertimbangan pasangan muda dalam memilih rumah akan berbeda dengan pasangan yang sudah mapan kehidupannya. Jenis rumah yang dipilih pun akan berbeda. Pasangan muda cenderung akan memilih rumah baru karena lebih praktis, sedangkan pasangan mapan bisa memilih rumah baru atau rumah seken tergantung selera.

Keluarga muda

Bagi keluarga muda, harga biasanya menjadi pertimbangan utama dalam membeli rumah. Umumnya pembelian rumah dilakukan dengan dukungan fasilitas KPR. Hal ini bisa dimaklumi karena sebagai pasangan muda, mereka baru bekerja dan penghasilan belum terlalu tinggi. Jadi, dengan harga rumah yang lebih murah, cicilan KPR yang harus mereka bayar setiap bulan juga kecil. Tapi, ini juga tergantung kapasitas keuangan setiap keluarga, apakah single income atau double income. Makin besar kapasitas keuangan , makin tinggi kemampuan mencicil.

Membeli rumah dengan fasilitas KPR juga memungkinkan kita untuk hanya membayar sebagian dari harga rumah secara tunai. Orang menyebutnya uang muka atau down payment (DP). Nilainya sekitar 20-30 persen dari harga rumah, termasuk untuk biaya-biaya KPR. Selebihnya ditalangi bank sebagai KPR. Konsumen kemudian mencicil dana talangan atau kredit itu ke bank selama jangka waktu dan dengan tingkat bunga tertentu.

Bagi pasangan muda, itu berarti mereka sejak jauh hari sudah harus menyisihkan atau menabung sebagian penghasilan agar memenuhi kebutuhan uang muka itu. Misalnya, pasangan yang memiliki penghasilan Rp 2,5 juta per orang atau Rp 5 juta berdua per bulan, dengan asumsi sepertiga dari penghasilannya untuk membayar cicilan rumah, bisa mendapatkan rumah seharga Rp 150 juta dengan KPR berjangka 15 tahun dan bunga 10-12 persen per tahun. Dengan demikian uang muka rumah yang harus disiapkan pasangan tersebut sekitar Rp 45 juta.

Bila mereka mampu menyimpan sepertiga penghasilan setiap bulan untuk bakal uang muka rumah itu, maka dalam 30 bulan, mereka sudah bisa memiliki rumah. Pasangan berpenghasilan Rp 5 juta per bulan sangat mungkin menyisihkan sepertiga penghasilannya untuk ditabung karena belum memiliki banyak tanggungan. Anak misalnya, mungkin baru satu dan masih bayi, atau bahkan belum ada. Kendati demikian, itu juga sangat tergantung pada gaya hidup keluarga masing-masing.

Di mana kira-kira pasangan muida ini bisa mendapatkan rumah seharga Rp 150 juta? Di kawasan seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) dan kota-kota besar lain, rumah seharga itu hanya mungkin didapat di pinggiran kota dalam radius 20-35 km dari pusat kota, atau di pusat kota Jakarta dalam bentuk vertikal atau rumah susun sederhana milik (rusunami). Di Bodetabek, pilihan rumah seharga Rp 150 juta itu biasanya berupa rumah satu lantai tipe 36/72 sampai 36/90. Di Bekasi, rumah tipe itu antara lain didapat di Bekasi Timur Regency, Vila Mutiara Cikarang, Grand Cikarang City, Taman Firdaus, Graha Harapan Regency, Permata Wisata, dan Grand regency. Di Depok ada Grand Depok Regency, Permata Depok Regency, Taman Melati Sawangan, dan Taman Serua. Di Tangerang ada Panorama Serpong, Bumi Jati Elok, dan Metero Serpong. Sedangkan di Bogor ada Taman Cileungsi, Alam Parung, Grand Kahuripan, Citra Indah, Bukit Putra, Permata Lebak Wangi, Gren Jatiluhur, Taman Firdaus, Ciomas Hills, Graha Cilebut, dan Purimas Regency. Skala perumahan ini mulai dari lima hektar sampai ratusan hektar.

Pasangan yang mulai mapan

Bagi pasangan dengan usia perkawainan di atas 10 tahunan, harga mungkin bukan lagi menjadi faktor utama dalam memilih rumah. Dengan penghasilan dan kesejahteraan yang makin baik, dan anak-anak beranjak remaja, mereka mulai berpikir tentang rumah yang lebih besar, di desain lebih baik, dan dibangun dengan material lebih berkualitas, juga dilingkungi fasilitas yang lebih memadai. Rumah ini berukuran 100-150 m2 dengan luas kavling antara 150 m2 dan 200 m2. Bentuk rumah tidak lagi satu lantai, tapi sudah dua lantai.

Harga rumah tipe ini antara Rp 300 juta sampai Rp 600 juta. Pengembang perumahan jenis ini biasanya juga menyediakan rumah tipe sedang dan besar. Hanya saja lokasi perumahan yang memasarkan rumah seharga Rp 300 juta- Rp 600 juta juga tidak jauh berbeda dengan lokasi rumah seharga Rp 150 jutaanm, yaitu di pinggiran kota. Untuk mereka yang beraktivitas di Jakarta, ya di Jabodetabek. Karena itu aksesibilitas terutama kendaraan pribadi, juga menjadi perhatian mereka, selain kelengkapan fasilitas seperti jaringan jalan yang memadai dan relatif lancar lalu lintas dan tersedia akses jalan tol.

Di Bogor, perumahan yang memenuhi kriteria itu bisa ditemukan di Cibubur, Cimanggis, CitraGran, Cibubur Residence, Cibubur Country, Cikeas Presidensi, dan The Address. Di Depok ada Telaga Golf Sawangan, Tamansari Puri Bali, Telaga Jambu Sawangan, Sawangan Village, dan Bogor Rivaria. Di Tangerang ada Summarecon Serpong, Paramount Serpong, Kota Modern, Victoria Residence, Bintaro Jaya, dan Graha Raya. Di Bekasi ada Kota Harapan Indah, Royal Residence, Grand Wisatam Lippo Cikarang, dan Kota Jababeka.

Pasangan mapan dan pensiunan

Nah, pasangan mapan dengan usia perkawinan di atas 20 tahunan, memilih rumah cenderung eksklusif dan sangat mengutamakan privasi. Bisa rumah baru, bisa rumah seken. Lokasinya boleh di pinggiran atau di tengah kota. Ukuran rumah (bangunan dan kavling) juga lebih besar, di atas 200 meter persegi, dengan harga rumah di atas Rp 800 juta per unit sampai miliaran rupiah. Karena yang dipentingkan prestise dan eksklusivitas, mereka sangat memperhatikan kualitas desain, spesifikasi material, fasilitas gaya hidup, kondisi lingkungan, dan sistem keamanan hunian.

Kadang mereka tidak terlalu hirau dengan kelengkapan fasilitas publik di dalam dan di sekitar perumahan, kendati kalau ada hal itu akan menjadi nilai tambah. Jadi, fasilitas kalaupun disediakan yang utama bukan untuk memenuhi kebutuhan rutin, tetapi yang mencerminkan kelas dan gaya hidup penghuninya. Ukuran rumah dan tanah pun harus serba besar. Selain karena anak-anak sudah beranjak dewasa, juga karena hanya rumah besar yang mampu mencerminkan simbol status dan kemegahan mereka sebagai pasangan mapan.

Kalangan pensiun tidak lagi butuh rumah besar karena anak-anak sudah menikah semua dan sudah memiliki rumah tangga sendiri. Mobilitas mereka menurun sehingga mereka memiliki banyak waktu luang. Karena itu pensiunan lebih suka rumagh kecil dengan halaman luas, dan ada ruang berkumpul untuk menyalurkan waktu hobi seperti melukis, menulis, berkebun dengan leluasa. Rumah seperti itu paling mungkin rumah seken di pinggiran kota yang tenang, aman, dengan udara yang masih segar.

kompas.com

Rabu, 02 Januari 2013

Agar Si Kecil Bisa Bermain Sendiri Di Rumah

Anak bermain
Pernahkah Anda merasa ingin beristirahat sejenak dan mengerjakan sesuatu tanpa harus mengkhawatirkan si kecil yang sedang lincah bermain? Bagaimanapun, Anda memerlukan waktu sejenak untuk diri sendiri, lepas dari rutinitas mengasuh anak, meski tidak terlalu lama dan hanya beberapa jam saja. Namun begitu, si kecil seringkali susah untuk ditinggalkan. Baru beberapa saat Anda membaca buku, tiba-tiba ia sudah berada di hadapan sambil membawa buku cerita kesayangannya dan meminta Anda untuk membacakannya sambil mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan yang membuat sedikit kewalahan.

Sirnalah sudah keinginan Anda untuk membaca novel yang baru Anda beli kemarin sambil bersantai menikmati suguhan teh hangat. Anda mungkin berharap si kecil bisa bermain sendiri sebentar tanpa harus ditemani. Sebenarnya ada cara untuk membuat si kecil sedikit sibuk selama beberapa jam. Ikutilah tip-tipnya berikut ini!

Buatlah zona bermain untuk si kecil di rumah

Ciptakan suasana kamar bermain yang penuh kreasi sesuai keinginannya. Dia suka berpetualang? Letakkan boneka binatang yang berukuran cukup besar dan beraneka ragam di dalam ruangan bermainnya. Taruh boneka berbentuk pohon- pohonan, berikan meja dan kotak mainannya, lapisi kotak dengan kertas kado motif binatang. Buatlah beberapa macam kotak dengan mainan yang berbeda. Kadangkala isilah dengan set alat gambar, lain waktu isi dengan boneka dinosaurus atau kereta-keretaan,lego, piring kertas dan pernak-pernik lainnya. Berikan satu kotak untuk satu kali sesi bermain, sehingga anak Anda tidak akan bosan karena kotak yang diberikan akan berbeda-beda.

Sebisa mungkin carilah permainan di mana kreativitas sang anak dibutuhkan sehingga selain Anda melatih kreativitas mereka. Anda pun senang mendapatkan waktu bersenang-senang berdua.

Latihlah keingintahuannya

Sekali-kali, buatlah kreativitas yang memerlukan mereka berpikir dan mencari pengetahuan. Tanyalah pada mereka bagaimana cara kereta bergerak, mobil berjalan, planet berputar dan bagaimana terjadinya awan. Jika mereka tidak tahu, buatlah menjadi suatu proyek bagi mereka agar mereka mencari tahu dan menceritakannya kepada Anda saat mereka sudah menemukan jawabannya.

Jika anak Anda menyukai kegiatan bangun-membangun, katakanlah pada mereka tolong buatkan sebuah bangunan gedung bertingkat 5 dari lego mereka untuk Anda atau bangunan sekolah yang mereka impikan. Mereka bisa sibuk dan berpikir, sementara Anda bisa menyiapkan makanan atau membersihkan rumah.

Sebelum Anda menyuruh mereka untuk mencari tahu bagaimana mobil bisa berjalan, pastikan Anda mempunyai website yang mudah dimengerti anak-anak sebagai referensi. Katakanlah pada mereka untuk mencaritahu di mana harus mencari atau berikanlah kertas sehingga mereka bisa bercerita menurut versi mereka bagaimana mobil berjalan. Jika mereka salah, Anda bisa menceritakan bagaimana versi benarnya, tentu saja dengan kalimat yang mudah.

Banyak situs yang ditujukan untuk anak-anak sekaligus melatih ia berbahasa Inggris bila ia tak mengerti nantinya. Kunjungi situs seperti naturerocks.org yang bisa menyarankan apa yang harus Anda lakukan untuk membuat si kecil sibuk dengan dilengkapi kira-kira berapa lama yang Anda butuhkan dan disesuaikan dengan usia sang anak.

Biarkan rumah berantakan sekali waktu

Sebenarnya tak ada salahnya jika sekali-sekali Anda membiarkan rumah berantakan, dengan cara yang Anda maui tentu saja. Jika Anda mempunyai handuk lama, tirai usang, sendok kayu lama yang sudah tidak terpakai, berikanlah pada si kecil untuk ia gambari dengan lukisan-lukisan hasil karyanya. Biarkanlah mereka berimajinasi untuk membuatnya menjadi terlihat baru dan juga unik. Selain itu, dapat Anda pajang nantinya dan tentu si kecil semakin bersemangat untuk membuat Anda bangga.

Mintalah ia membuat cerita

Jika si kecil suka membaca, katakanlah pada mereka untuk membuat komik atau cerita menurut versinya dan bila perlu ada gambarnya. Berikanlah ia secarik kertas dan biarkanlah ia bercerita apa yang terjadi dengan si tokoh utama.

Anda mungkin tidak akan terbayang bahwa ia bisa menjadi sangat kritis dan mempunyai ide-ide unik yang lucu dan dapat diabadikan. Sekali-sekali, bila perlu suruhlah ia yang mendongeng dengan ceritanya nanti malam sebelum tidur.

Bayi, Antara Tidur Sendiri Atau Bersama Orangtua

Ibu dan bayi
Anda baru saja mendapatkan anugerah dari Sang Maha untuk memelihara dan mengasuh seorang anak. Akhirnya ia diperbolehkan oleh dokter untuk kembali ke rumah bersama Anda. Saking tak ingin lepas darinya, Anda pun membawa si kecil tidur bersama Anda di tempat tidur. Namun, apakah mengajak bayi tidur seranjang dengan Anda adalah tindakan terbaik atau sebaiknya si bayi tidur di kamar sendiri?

Menurut dr Suririnah, penulis Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan, tidur seranjang dengan bayi atau memisahkan si bayi di kamarnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika bayi dibiarkan tidur di kamar sendiri, maka orangtua bisa beristirahat tanpa terganggu. Menurut dr Suririnah, bayi mungkin sesekali akan terbangun jika ia berada di kamar tersendiri. Disarankan untuk menggunakan monitor suara bayi yang dihubungkan ke kamar Anda. Namun, perlu dicamkan bahwa tak ada yang bisa menggantikan pengawasan langsung dari orangtua dan jangan bergantung sepenuhnya pada alat monitor.

Orangtua yang memilih untuk mengajak bayinya tidur seranjang dengannya akan mendapatkan keuntungan bahwa Anda akan lebih mudah dan cepat memenuhi kebutuhan si bayi saat itu juga serta bisa memonitor si bayi secara langsung. Ditambahkan dr Suririnah, sindroma kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome) akibat bayi lupa bernapas lebih rendah pada bayi yang tidur seruangan dengan orangtuanya. Namun, saat orangtua memutuskan bayi tidur seranjang, ada kemungkinan saat orangtua tertidur sangat lelap, si bayi bisa tertimpa atau terjepit tanpa Anda sadari.

Disarankan, untuk bayi yang baru pulang ke rumah hingga beberapa minggu ke depan, letakkan bayi di dalam ranjang tersendiri tetapi dalam ruangan yang sama dengan orangtuanya. Menurut dr Suririnah, hal tersebut merupakan solusi teraman dan menyenangkan. Yang mesti diperhatikan saat tidur seruangan dengan bayi, bersihkan kamar dari rokok, alkohol, atau obat-obatan. Rokok bisa mengakibatkan kematian bayi mendadak. Adapun obat yang menyebabkan kantuk dan alkohol bisa membuat orangtua lupa atau terlena bahwa bayi ada dekat Anda.

Pasangan yang baru menjadi orangtua juga butuh waktu tidur. Sementara itu, bayi-bayi yang baru lahir biasanya tidak bisa tidur sepanjang malam sampai mereka memiliki berat badan dua kali berat badan lahirnya. Biasanya, bayi berusia 3-4 bulan sudah memiliki pola tidur stabil.

female.kompas.com